BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

OrangKPK Berkicau Boediono-Sri Mulyani Tersangka Century

edited March 2012 in BoyzRoom
KPK Bergolak


OrangKPK Berkicau Boediono-Sri Mulyani Tersangka Century


Kamis, 15/03/2012 | 13:26 WIB


Jakarta- Kekisruhan di internal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) makin memanas. Sebuah akun twitter @OrangKPK—entah benar milik orang KPK atau bukan--berkicau mengenai polah Ketua KPK Abraham Samad yang busuk karena berusaha menyelamatkan kelompok politisi dan pebisnis tertentu.
Bahkan, dalam kasus Century, dikabarkan Samad telah menentapkan tersangka yaitu Wakil Presiden Boediono dan Mantan Menkeu, Sri MUlyani atas pesanan pihak tertentu.

Akun yang per Kamis (15/3) memiliki 759 followers itu menuliskan status pertama kali Selasa (13/5), “Bingung mau mulai twit dari mana. But, here we go, Samad is the worst pimpinan KPK ever... Will twit about who Samad really is...,” tulis akun tersebut.

Selanjutnya, akun ini membeberkan gegernya beberapa penyidik yang dikembalikan KPK. “Soal penyidik yg dikembalikan, mrk adalah penyidik kasus MSG (Miranda Goeltom,Red) yg mulai bongkar siapa sponsor MSG yaitu grup AG (Artha Graha). Lalu org AG minta Samad utk pulangin mrk.”

Dalam nyanyiannya akun ini juga menyeret nama-nama elit politik. Samad dikatakan dekat dengan Menteri Sekretaris Negara, Sudi silalahi.

Tak hanya itu, “Aslinya #Samad ini kepanjangan tangan dari grup brengsek komisi 3 bamsat (Bambang Soesatyo), azis (Azis Syamsuddin ), faisal akbar, yani, novanto dan priyo,” tulisnya. Gerombolan inilah yang dikatakan akun tersbeut menjadikan Samad ketua KPK.

Dalam kasus Century misalnya, Samad kata akun itu mendapat pesanan dari Bamsat, “Tsk yg dia siapkan @boediono dan @srimulyani ktnya semuanya sdh jelas sesuai dg klipping media. #samad so stupid.”

Sayangnya hingga berita ini diturunkan belum ada jawaban resmi dari KPK. Abraham Samad tidka mengangkat telepon maupun membalas SMS.

Terpisah, juru bicara KPK, Johan Budi S.P mengatakan, KPK akhirnya meminta Markas Besar Kepolisian RI menunda penarikan dua anggotanya dari jajaran penyidik KPK. Dua perwira penyidik itu adalah Hendy Kurniawan dan Moch. Irwan Susanto. Lembaga antikorupsi ini beralasan masih membutuhkan keduanya untuk menangani sejumlah kasus korupsi.

"Kami masih membutuhkan mereka," katanya. Johan menjanjikan surat permohonan itu segera dikirim ke Markas Besar Polri dalam waktu dekat.

Permintaan KPK itu buntut protes sepuluh penyidik atas penarikan sejumlah penyidik dari KPK, termasuk Hendy dan Irwan. Mereka bahkan sempat mempertanyakan langsung alasan penarikan itu kepada Ketua KPK Abraham Samad dan Wakil Ketua Bambang Widjojanto pada Senin lalu. Pertemuan berlangsung tegang, tapi bisa ditenangkan oleh Bambang.

Sebelumnya, dikabarkan ada rencana pemogokan penyidik KPK. Sumber internal menjelaskan, pangkal soalnya adalah pengembalian Hendy Kurniawan, Moch Irwan Susanto, Rosmaida, dan Afief Y. Miftach ke Mabes Polri, serta Dwi Aries Sudarto ke Kejaksaan Agung.

Ketua KPK Abraham Samad menduga Hendy dan Irwan dekat dengan pihak-pihak yang sedang terlibat kasus. Tapi pemimpin KPK lainnya mempertahankan keduanya. Menurut sumber lain, dalam pertemuan di lantai 3 gedung KPK pada Senin lalu, sepuluh penyidik sampai berdebat kencang dengan Abraham. Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto juga hadir.

Sebelumnya, kata sumber tadi, kontrak kerja seorang penyidik juga tak diperpanjang lantaran disinyalir dekat dengan Nunun Nurbaetie, terdakwa kasus suap cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia yang juga istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun.

Persoalan dalam pengembalian pernah terjadi sebelumnya. Busyro Muqoddas, ketika menjabat Ketua KPK, mendepak Komisaris Raden Brotoseno karena menjalin hubungan pribadi dengan Angelina Patricia Pingkan Sondakh, politikus Partai Demokrat yang diduga terlibat suap proyek Wisma Atlet. Broto disebut-sebut ikut menangani penyelidikan kasus korupsi M. Nazaruddin dan Angie--sapaan akrab Angelina.ins

Share

Terdapat komentar untuk berita ini.


@Ambigu @boljugg @samme @hottie_chaser @tobleron @ksatriajujur @marmoet99 @furion @rhyuuga @ghaniprijatna @Rez1 @008spermax @senobsr @andre @Irawan01 @LED @alex1982 @samme @bondi @happylanderz @devano_mahiswara @blueguy86 @createsometrouble @Adhrii @erf_rey22 @Boyorg @mllowboy @awi_77 @tommywebby @lain @blueguy86 @bintang5 @Agustde99 @createsometrouble @zimad @seek_you @gray_side @maiky_bsx @be_biant @alabatan @ dll..
"Ang Lalake Sa Parola" sama "Pinoy Kama Sutra"..

@gray_side @tobleron @Ambigu @Irawan01 @bondi @blueguy86 @bintang5 @Agustde99 @createsometrouble @zimad @seek_you @gray_side @maiky_bsx @be_biant @alabatan @happylanderz @hottie_chaser @alex1982 @har_in @Boyzt @ @

Comments

  • maju terus inul! ops salah ...

    maju terus sri mulyani!
  • Inikah Alasan Azis dan Rekan Komisi III Besuk Nazar?


    Rabu, 14 Maret 2012 13:46 WIB

    Anggota DPR RI Azis Syamsuddin
    BERITA TERKAIT

    ICW Tuding Banggar DPR Sebagai Lahan Basah
    Golkar Nyatakan Tak Mau ‘Dimadu’ Surya Paloh
    DPR Tuding Ada Pihak Tertentu Intervensi Proses Hukum Nazaruddin
    Bamsoet: Fraksi Golkar Siap Galang Mosi Tidak Percaya
    Mochtar Mohammad Akan Dijemput Paksa KPK

    Azis.jpg&h=200&w=240&zc=1


    LENSAINDONESIA.COM: Wakil Ketua Komisi III dari Fraksi Partai Golkar, Azis Syamsuddin disebut-sebut terlibat dalam korupsi proyek korps adhyaksa senilai Rp 560 miliar. Keterlibatan Azis dalam proyek ini terbongkar setelah penyidik KPK memperoleh pembicaraan Rosalina dan terdakwa sejumlah kasus korupsi, Muhammad Nazaruddin.

    Informasi yang diperoleh dari BBM yang dipegang KPK, Azis yang merupakan rekan sejawat dari Nazar di Komisi III diminta tolong untuk menggolkan proyek Kawasan Pusat Kegiatan Pengembangan dan Pembinaan Terpadu Sumber Daya Manusia Kejaksaan RI yang berlokasi di Ceger, Kelurahan Cipayung, Jakarta Timur dengan luas lokasi 7,8 hektare.

    Peran pria yang berprofesi sebagai pengacara di Lampung itu untuk meminta mitra Komisi III menyetujui anggaran dan meloloskannya dari komisi yang bergerak dalam bidang hukum itu. Sebagai imbalannya, Azis yang juga pernah diduga kuat ‘memainkan’ proyek selundupan BlackBerry itu mendapat upah Rp 460 Juta.

    Peran Azis Syamsuddin dalam sejumlah kasus suap ini kembali membuka langkah yang diambilnya pada saat Nazaruddin tertangkap dan dibawa ke Jakarta. Azis dan beberapa rekannya di Komisi III langsung menyambangi Nazar di Rutan Mako Brimob, Depok, Jawa Barat. Menurut sumber LIcom, Azis meminta Nazar untuk tidak bernyanyi dan menyeret namanya.

    “Awalnya Nazar menolak untuk bertemu dengan rekan Komisi III. Namun setelah dikasih surat oleh Azis akhirnya dia mau dan pembicaraan mereka sangat serius. Saat itu ada Nudirman Munir, Ahmad Yani dan Azis Syamsuddin yang masuk ke dalam selnya Nazar,” kata sumber tersebut kepada LIcom, Jakarta, Rabu (14/3/2012).

    Informasi yang didapat LIcom saat diklarifikasi ke kuasa hukumnya Nazar, Rufinus Hutauruk seakan mendapatkan kesamaan dengan sumber LIcom. Pasalnya, Rufinus menyebutkan kliennya itu mengaku tidak pernah bertemu dan berurusan dengan Azis Syamsuddin. Sementara Mindo Rosalina Manulang dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh penyidik KPK mengakui akan adanya keterlibatan Azis Syamsuddin.

    “Klien kami tidak mengaku tidak pernah berurusan dengan Azis,” tandasnya.

    Sementara Azis Syamsuddin sendiri saat dikonfirmasi tidak mau berkomentar banyak. Politisi yang biasanya kritis itu seolah-olah enggan memberikan komentar terkait keterlibatan dirinya dalam dugaan suap di proyek kejaksaan.

    “Nanti saja mas, kita lihat bersama saja bagaimana akhirnya,” tandas Azis. nald

    Editor: Rosdiansyah

    Rubrik : HOTNEWS DPR RI , Terkini

    ..............

    ICW Tuding Banggar DPR Sebagai Lahan Basah


    Senin, 12 September 2011 18:14 WIB

    Gedung MPR dan DPR
    BERITA TERKAIT

    Inikah Alasan Azis dan Rekan Komisi III Besuk Nazar?
    Marzuki Ali: Tugas Anggota DPR itu Bidang Politik, Anggaran Urusan Sekjen
    FPAN: Tak Bijak, Pimpinan DPR Umumkan Surat PPATK
    “Praktik Korupsi Terjadi Karena Ada Jaminan”
    Parpol Dibiayai Negara Sah Saja, Asal Ijin Dulu Rakyat

    LENSAINDONESIA.COM: Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dianggap sebagai lahan basah untuk mengeruk keuntungan dari dana proyek di Kementerian.

    Betapa tidak, Banggar memiliki hak besar dalam menentukan berapa nominal uang yang akan turun dalam sebuah proyek di kementerian tertentu. Dan hal inilah yang kemudian menjadi modus subur korupsi.

    Peniliti ICW, Apung WIdadi saat dihubungi wartawan, Senin (12/9/2011) mengatakan, korupsi semakin subur karena partai politik menempatkan elitnya yang memiliki jabatan strategis dan ahli dalam merekayasa anggaran pada komposisi anggota Banggar.

    “Mereka ditempatkan di Banggar untuk merekayasa anggaran untuk mengambil keuntungan. Bukan hanya keuntungan pribadi tapi juga keuntungan partainya,” kata Peniliti ICW, Apung WIdadi saat dihubungi, Senin (12/9/2011).

    Apung mencontohkan, salah seorang elite partai politik yang ditempatkan di Banggar adalah M Nazaruddin saat menjabat sebagai bendara umum Partai Demokrat. Tugasnya sebagai seorang bendahara membuatnya memiliki tugas untuk mencari uang untuk partai

    “Nah, maka ditempatkanlah dia di Banggar supaya bisa merekayasa anggaran. Maka, terjadilah kasus suap pembangunan wisma atlet itu,” kata Apung.

    Menurutnya, kebanyakan anggota Banggar DPR kalau bukan bendahara umum adalah wakil bendahara umum. Keduanya memiliki tugas yang sama dalam partai yaitu untuk mencari uang.

    Selain menempatkan elite partai politik di Banggar untuk merekayasa anggaran, kata Apung, partai politik juga menempatkan kader-kadernya yang tidak menjabat posisi strategis di partai, tetapi ahli dalam melakukan rekayasa.

    Seperti diketahui, sejumlah kasus di kementerian seperti di Kemenpora dan Kemenakertrans diduga melibatkan Banggar DPR RI. Modus yang digunakan, mafia anggaran bergerak sejak proses pembahasan anggaran di Badan Anggaran DPR RI.

    Dalam kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet Jakabaring Palembang, Nazarudin berperan sebagai fasilitator antara pengusaha dengan Badan Anggaran DPR RI. Nazar menawarkan bantuan kepada sejumlah perusahaan untuk mendapatkan proyek dengan iming-iming mendapat sejumlah fee untuk dibagi bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga. Untuk memuluskan usahanya, Nazar kerap menggunakan pengaruh Partai Demokrat sebagai jaminan. ari/LI-08

    Editor: Rosdiansyah

    Rubrik : headline pol
  • all about the money ya..
  • Boyorg wrote:
    all about the money ya..

    kok mani..

Sign In or Register to comment.