BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Kasus Masti Agustina

2

Comments

  • @danze, rasa2nya terapi hormonal pun sudah terlambat. Mengingat secara fisiologis sudah demikian. Tapi mungkin masih bisa jika dilihat dari usia, sayang hasilnya nggak pasti. Maksudq ntar dia bisa jadi cewek normal yg bisa mens atau tidak itu yang dipertanyakan.
    @xchoco_monsterx: fremartin bukan? Tapi kalau fremartin dia cewek, punya ovarium plus punya testis juga (di dalam tubuh). Jadi di luar dia terlihat cewek dengan vagina, tapi organ dalamnya sekaligus cew & cow. Jarang terjadi kecuali kasus kembar cew yang gagal.
  • edited August 2012
    @shiki klo istilah kedokterannya aye kurang paham....oh kalau gitu si testis ngumpet...coba u liat dimari biar dapet info mengenai interseks lebih jelas...aye gak pinter pake bahasa kedokteran maklum otak kagak nyampe

    http://en.wikipedia.org/wiki/Intersex
    http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001669.htm
    intersex
    http://www.isna.org/faq/what_is_intersex
  • lha kalo hormon estrogen, FSH dan LH dan telurnya tidak ada masalah bekerja ya fine-fine aja. Coba nunggu kabar beritanya lagi... bagaimanakah gerangan... hehehe
  • Udah terbukti secara medis @danze. Di RSP dr Karyadi. Hormonnya lebih dominan testosteron. Tidak nampak adanya pertumbuhan payudara & tidak ada mens. Padahal usianya sudah lima belas (lebih atau kurang ya?).
  • @shiki, maksudku itu jika tanpa operasi shiki, tapi dengan terapi aja, dan pemberian hormon tersebut tidak ada masalah. Nah kalo operasi kan diganti total tuh. aku pengen tahu hasilnya setelah dioperasi bagaimana. gitu...

    @xchoco_monsterx, emang istilahnya itu si testis ngumpet ya tante? #ngebayangin si testis lagi maen petak umpet ma saudaranya.
  • jyakaakakaka @danze mungkin lebih tepat u baca ini
    http://en.wikipedia.org/wiki/5-alpha_reductase_deficiency

    5-alpha-reductase deficiency (susahkan namanya-_-a)
  • hmm... masih agak bingung juga bacanya hehehe... jadi ini karena mutasi autosom resesif, sehingga 5-ARD ini yang nantinya meningkatkan DHT. ntar baca lagi deh... belum konsen...
  • tuh @danze yg pinter aja bingung apalagi w
    m097.gif
  • edited August 2012
    shiki wrote: »
    Mari dibahas lebih dari berbagai sudut. @claude, @Ascareus, @shyboyinside87, & anyone who want to speak out. :D
    @shiki
    maaf baru sempat online. :)
    makasih udah dipanggil :)

    saya ga tau mau bahas seperti gimana, tapi saya ketik yang ada di kepala saya aja ya, semoga berkenan. kalo ga nyambung, disambung2in aja :P

    1. kasus homoseksual adalah perkara orientasi.
    kalo kasus transgender adalah kasus "kebingungan identitas
    gender"
    kebingungan gender, biasanya homoseksual.
    tapi homoseksual, belum tentu kebingungan gender.

    contoh:
    A adalah gay. dia suka cowok. tapi dia ga merasa bahwa dia harusnya perempuan. dia tetap nyaman dengan dirinya sebagai cowok, tapi masalahnya dia suka cowok juga. ini adalah HOMOSEKSUAL. yang kayak gini, biasanya manly (not always). masalah rolenya, ga ada korelasi antara maskulinitas dengan top/bot. sebenarnya ada, tapi non signifkan.

    B adalah seorang cowok yang kemudian merasa bahwa dia harusnya dilahirkan sebagai cewek. akhirnya dia merasa bahwa dia "salah kelamin". inilah yang mengakibatkan "kebingungan identitas gender". orang kayak gini, hampir bisa dipastikan bahwa mereka adalah homoseks.


    btw, membahas maskulinitas dan role position, jadi ada penelitian kualitatif: tentang beberapa PLU yang manly, benci ngondek, biseks, bahkan tidak suka kalo dibilang "gay", tapi rolenya pure bottom. hasil wawancaranya menunjukkan sebab dia jadi gay (tapi reliabilitasnya meragukan nih, krn sistem test kepribadiannya ga dikasih tahu):

    1. insecurity complex. perasaan tidak aman, perlu sosok yang lebih bisa memberikan keamanan dan ketenangan. perlu sosok yang lebih manly. (untuk teman2 psikologi, ini ada masalah fiksasi perkembangan teori Erikson)

    2. ketidakpercayaan pada sosok ayah. anak yang kecewa thd emotional feedback dari ayah, bisa jadi gay. sehingga mencari "duplikat" dari orang lain

    3. ini masih gw teliti sendiri secara kualitatif. dan ternyata prosesnya riweuh: disebabkan oleh bullying.
    secara teoritis, anak korban bullying akan mencari sosok yang bisa meminimalisir perilaku bully tsb. sudah tentu, yang terhindar dari perilaku bully adalah sosok pria yang kuat dan disegani ditakuti. pendambaan thd sosok tersebut, bisa menghadirkan ketertarikan. (tapi ini masih diteliti, subjek yang kita punya udah ada. cuma, masih pengen dilihat, beneran bisa terhubung spt itu apa enggak) doakan penelitiannya cepat kelar.

    untuk teman2, apakah ada yang merasa masuk salah satu dari 3 kategori diatas? mohon dishare, jadi bahan diskusi. tolong bikin thread sendiri :D invite gw :P


    2. kalo kasus ini sepertinya lebih condong ke medis ya? dari sisi psikis pastinya ada nyinggung beberapa point yang masih diperdebatkan:

    a. hormon mempengaruhi karakter? atau karakter mempengaruhi hormon?
    ada orang yang mudah marah. sekresi hormon epinephrine nya bereaksi lebih cepat.
    tapi, orang yang di rangsang epinephrinenya, cuma berubah secara fisiologis (detak jantung cepat, massa otot meningkat, nafas jadi cepat --> ciri orang marah), cuma, ga jadi karakter tuh.

    psikis masalah yang kompleks. kita ga bisa dengan mudah menyuntikkan hormon tertentu utk membuat seseorang menjadi ekstrovert. atau, menyuntikkan testosteron untuk meningkatkan maskulinitas seseorang.

    jadi, setiap orang memiliki ciri kerja hormon yang khas, sehingga membentuk kepribadiannya.
    tapi, diyakini, dengan teknik2 intervensi psikologis, ciri khas hormon itu bisa berubah, namun tidak akan jauh dari ke-khas-an aslinya (orang yang ikut anger management bisa lebih stabil adrenalinnya, tapi tidak mungkin setenang orang yang memang flegmatis or melankolis dari lahir)

    dlm kasus ini, source yang tersedia cuma dikit. cuma ada dari metro. tapi yang saya yakini, secara karakter dia tidak akan jauh berubah. lagian, manusia itu, berperilaku perempuan atau laki2 (pendidikan gender) karena dari lingkungan kan?

    b. siapa yang membentuk identitas gender? BUDAYA
    anak itu tertekan karena perubahan fisik. tapi seandainya dalam budaya kita, ga ada ngaruh antara tugas gender laki dan perempuan, dia ga akan ada masalah yang berarti kedepannya.
    dia itu beban psikisnya akan lebih condong pada perubahan tuntutan budaya: cowok ga boleh nangis, cowok ga boleh pake rok, cowok ga boleh suka warna pink, coqok ga boleh main boneka.
    itu semua budaya. seandainya stigma budaya tersebut ga ada, beban psikisnya tidak akan berat.
    manusia itu lebih berat menghadapi ekspektasi budaya masyarakat, ketimbang menjadi diri sendiri.
    contoh simple lah, kenapa PLU susah utk out? krn budaya. padahal, kita akan lebih bahagia kalo diakui sebagai PLU kan? perasaan kita seakan-akan diperkosa oleh tuntutan budaya.

    seandainya, budaya open minded kita terbentuk, mau orang punya payudara or penis, itu cuma fisik. yang penting adalah sejauh mana dia bisa bermanfaat utk masy.

    maaf kalo kepanjgnan. asyik ngetik ngalir aja, ampe ga nyadar ini panjang :D

    mohon kritikannya


    kang @Ascaerus, @shiki bisa dicermati :) dan dikoreksi
  • gak pinter-pinter amat tante @xchoco_monsterx, hanya sedang menekuni bidang tersebut saja. jadi ada interestnya...
  • @shyboyinside87 @shiki
    yang menjadi misteri memang adalah seperti yang ditandaskan bro shyboy
    apakah memang betul hormon sejatinya berpengaruh pada sifat seseorang
    berdasarkan link ini yah
    http://health.detik.com/read/2012/02/01/152617/1831574/763/kelebihan-hormon-pria-bikin-wanita-susah-diajak-kerjasama
    objek diberi suplemen peningkat testosteron dan yah terjadi perubahan sifat katanya..
    so, apakah emang mungkin hormon2 tertentu adalah hormon yang secara langsung mempunyai andil dalam perubahan sifat
    misalnya saja kayak hormon dopamin, serotonin, estrogen, testosteron dll
    atau mungkin bisa kita bilang bahwa hormon merupakan trigger tool dalam perubahan sifat?

    terkait dengan hormon epinepherin
    reaksi hormon ini hanya berfokus pada kesiagaan tubuh (yg mana bekerja pada defense state/panik/terancam/penuh tantangan)
    jadi ketika sebuah case terjadi, hormon neurotransimitter ini bekerja menyampaikan impuls2 ke otak untuk menyiapkan kondisi "siaga"nya.
    nah, marah merupakan aktivitas yg berhubungan erat dengan hormon ini (marah bukan kata sifat) sehingga sekresi hormon itu meningkat dan langsung menimbulkan simptom tsb.
    jadi kejadiannya prerequisited baru keluar epinepherin
    so secara singkat marah tuh dampaknya mengeluarkan hormon ini, dan hormon epinepherine bukan sebagai root causenya atas tindakan ini.
    justru kasus untuk sifat mudah marah inilah katanya disebabkan hormon serotonin
  • @Ascaerus: nice share

    1. yang gw tahu, dan yakini sampai sekarang ini, serotonin itu efeknya positif. artinya, dia punya efek inhibisi thd marah, dan memperkuat resistensi emosi. jadi, kalo serotonin rendah, orang mudah marah. tapi kalo tinggi, orang lebih positif :)

    2. di fisiologi, memang unik. orang bisa kencing karena ketakutan (psikis--->fisiologis).
    dalam anger management, seperti ini stepnya:

    marah (emotionally) - epinephrine - perubahan fisiologis - marah (aktivitas) - meningkatkan epinephrine lagi.

    jika step kedua itu di cut, pengeluaran epinephrine di kontrol. marah secara emosi tetap ada memang. tapi, secara behave, dia tidak meledak. sehingga, hal tersebut malah memperbaiki emosinya.

    epinephrine memang tersekresi dalam kondisi fight or flight.
    tapi, dalam anger management, kita tidak bisa mengcut marah emotionally (nanti dia bakal jadi orang yang ditindas). sehingga yang diperlukan adalah, meng cut reaksi marahnya (aktivitas/behaviour).

    sebab, orang memang perlu utk marah, perlu utk menolak hal yang jelek thd dirinya. tapi, bagaimana proses marahnya? itu yang harus diperhatikan, itu yang di kontrol

    lagipun, sulit kan mengatur orang utk tidak marah secara emosional?

    3. trigger tool. jelas ada pengaruh sih. tapi saya lebih yakin pengaruhnya timbal balik. karakter tertentu memberikan konfigurasi hormon tertentu, dan peningkatan hormon tertentu juga mempengaruhi karakter.
    tapi, saya yakin bahwa preferensi karakter seseorang itu seperti udah ada blueprintnya. jadi tidak lari dari blueprint tersebut.

    seru nih :D

  • ah iya my bad!
    terlalu keburu baca sumbernya ha..ha..
    serotonin betul adanya sebagai resisten marah.
    thx for correcting it dude.

    terkait kasus hormon epine ini
    aku tetap (kecuali mungkin ada sumber yg lebih jelas tentang hal ini) bahwa pada dasarnya hormon ini keluar sebagai dampak akibat marah. dan keluarnya hormon ini inevitable (hal ini berlandasan pada premis bahwa marah emosional inevitable dan marah secara emotionally pasti mentrigger sekresi epine).
    nah pada kasus inilah tampak terlihat terjadi sinergi antar hormon (dalam kasus ini hormon serotonin dan epine)
    sedikitnya serotonin, berdampak langsung pada aktivitas marah ini
    (well ini memang sebuah sistem so gak bisa dibahas secara "epinepherin saja") dimana berpengaruh pada intensitas marah.
    berdasarkan referensi, elemen marah melibatkan serotonin, epinepherine, norepinepherine, dan testosteron
    nah anger management mungkin menitikberatkan pada peningkatan serotonin untuk menyeimbangkan marah dan si hormon anti marah ini.
    mungkin kasus sirkulasi kerjanya bisa dijelaskan anak biologi lah


  • @Ascaerus, lo ga drop nama gw. gw ga tau kalo ada reply :D

    mengenai source gw, ada di buku gw, tapi dari tadi gw ubek2 lemari buku gw ga ketemu bukunya. sepertinya dipinjam ga kembali. intinya dia ada di pembahasan fight or flight memang.

    iya, dalam anger management, memang ada saran utk peningkatan serotonin. diantaranya: memeluk pasangan, atau curhat.

    besok coba gw baca lagi deh. berhubung mata sudah 5 watt. gw cao dulu
  • Sepertinya kasus Masti ini lebih mengarah ke hormon mempengaruhi karakter. Dilihat secara environmentnya dia anak pondok & dididik serta diperlakukan selayaknya santri. Jadi ini semacam pertanyaan tersendiri bila dibahas dari sudut itu. Secara medis pun tidak ada penjelasan kongkret yang lengkap apakah ini memang kasus fremartin atau bukan. Hanya suatu keterangan bahwa kerja hormonnya dominan testosteron. @danze, bisa memang terapi hormonal menjadi pencetus, tapi kasus Masti tidak demikian. Operasi hanya mengubah bentuk, tapi fungsi tetap. Makanya para transgender selain operasi juga menjalani terapi hormon. Dan Masti tidak masuk semua kategori itu.
    Loh ini berdua @Ascareus ma @shyboyinside87 malah ngomongin ekskresi serotonin? Kalau bahas hormonal semua jadi ikut terbawa termasuk cortison. Nah, cortison ini mungkin yang coba dihindari dengan anger management. Karena kerja cortison, ia naik testosteron jg naik. Semakin kalap itu.
    @xchoco_monsterx, kagak bisa dibuka dari hape. Hape ane kan jadul. :((
Sign In or Register to comment.