Tuangkan Isi Hatimu Saat Ini

sascha · August 2014

HAPPY 1st ANNIVERSARY G21

McGerronimo · August 2014

hahaha pesek? hmm... iya -dibunuh rendi- tito emang paling cantik diakan b-buchy. kalo rendi v-vemme. kalo gue t-tomboy. begitulah kami bertiga hahahaha...

@yuzz jiih si mbak dijelasin kalo numpang crot. hahaha mungkin dia lagi khilaf *nangis seember*

McGerronimo · August 2014

Aku bisa mendengar detak jantungku yang berdentam laun.

Bisa merasakan nadiku berdenyut lirih.

Hatiku yang tersayat dan dadaku yang terhimpit.

Aku berdiri tegak. Namun, aku tak setegar penampilanku saat menantang malam. Sungguh, nyaliku menciut saat gulita menyapa.

Kamu begitu lekat. Terlihat di pelupuk mata, melekat di nadi dan mengendap di hati. Namun, itu hanya sisa hatimu yang tertinggal. Bukan fisikmu yang telah jauh pergi meninggalkanku sendiri di tengah malam yang sunyi.

Aku berlakon, aku tertawa, aku bertidak bahwa hal ini biasa-biasa saja. Tetapi, jauh di dalam sini, aku sangat takut saat kenangan kita merembas, menari di dalam memori, mempecundangiku yang hanya bisa melihat langkah kecilmu menjauhiku.

Esok malam aku akan mendengarkan lagu-lagu ber-ritme cepat. Aku harap bisa mengusir ingatan tentangmu, tapi sungguh aku tak berniat menghapusnya, kamu terlalu berharga untuk aku enyahkan seketika. Maka dari itu aku berlakon, berharap semua akan baik-baik saja.

Bagaimana jika hujan turun?

Ada kenangan tentang kamu yang tersenyum lembayung saat gerimis datang.

Tentang sentuhanmu yang menenangkan. Soal belaianmu yang selalu aku dambakan. Sedangkan kamu tak lagi di sisiku, aku harus bagaimana?

Kamu ingat? Saat malam cerah dan kita tertawa di tengah alun-alun kota. Menikmati ramainya malam bersama mereka, mereka yang menamai diri mereka straight, yang bebas saling rangkul, peluk bahkan cium di hadapan halayak. Kamu ingat bagaimana kita mengatasinya? Bagaimana saat kamu ingin menyentuhku seperti yang mereka lakukan.

"Top, ILYSM" bisikmu ceria tak kalah dengan yang lain.

"Cuties, I want you so bitch," sahutku pelan.

Kamu merenggut. Ya, aku selalu tahu bahwa kamu tak pernah suka kata-kataku yang sarkas. Sikapku yang serampangan dan kebiasaan-kebiasaan lainku yang kamu sebut menyebalkan. Tetapi, aku sungguh mencintaimu. Sungguh-sungguh mencintaimu.

Walau kamu tak pernah benar-benar mengerti aku.

Tapi saat kamu merenggut, aku selalu merangkulmu. Berusaha membuatmu mengerti, bahwa sikapku yang seperti ini ak sama sekali membuat kadar cinta yang kumiliki menyusut.

Lalu kamu meraup tanganku, meremasnya dan menyusupkan jemari kecilmu hingga kita sali bergenggaman, kamu ingat pertama kali kita bergenggaman? Aku tahu kamu masih ingat.

Di dalam ruang besar dan berlayar lebar, kamu dan aku duduk bersebelahan di dalam studio XXI. Aku lupa judul film yang kita tonton, sungguh. Tetapi aku tidak lupa bagaimana wajah manismu yang menungguku di tempat dudukmu karena aku bersikukuh untuk membeli cemilan terlebih dahulu.

Aku bahkan masih bisa merasakan hangatnya tubuhmu walau tak kupeluk saat itu, harum tubuhmu yang selalu terasa di pangkal hidung. Juga, suara kecilmu yang mengomentaro beberapa pasangan seperti kita. Aku ingat semua. Karena saa

Pula, tanganku yang bergetar dan kegugupanku yang luar biasa sampai-sampai kamu merasakannya.

"Take it easy, Top." Kamu meremas tegas tanganku, bibirmu yang halus mengecup pelan pipiku yang kasar sehabis cukuran.

Aku tertawa sumbang, malu dan juga bahagia. Kencan pertama kita, menonton film planet monyet yang tak sama sekali kuperhatikan alurnya. Namun, aku sungguh tak peduli. Apapun itu akan selalu terasa istimewa jika kamu ada di sisiku. Mengenggam tanganku penuh dengan rasa kepemilikan.

Aku sangat pasif. Bukan karena aku tidak mencintaimu, tetapi karena aku terlalu bahagia. Rasa gugup selalu datang, tiap pandangan dan sentuhan yang kamu tujukan untukku. Sungguh rasa itu sangat luar biasa membahagiakan. Sayangnya, itu dulu.

Dulu.

Dulu.

Dulu.

Bukam sekarang, saat rindu dengan kejinya menggulungku. Menengelamkanku ke dalam lautan kenangan.

Sungguh, aku masih tak percaya kamu memilih pergi tanpa alasan yang jelas, untukku. Hanya karena aku seorang pemuda biasa yang berapi-api, penuh emosi dan cacian kasar yang selalu aku lontarkan kepada orang-orang menyebalkan.

Tak bisakah kamu melihat sorot mataku yang begitu mencintaimu?

Tak bisa, kamu tak pernah bisa. Sungguh aku tak percaya.

Aku benci semua lagu di dalam playlist ponselku. Itu semua menginggatkan aku kepadamu. Kamu tahu! Semua yang ada di dalam playlist mp3-ku adalah lagu yang sering kamu nyanyikan.

Aku juga benci kepada dinding kamar, kepada sudut kota, kepada kasur, guling dan lainnya. Kamu terlalu membekas. mua kenangan ini begitu melekat dan sangat menyesakkan.

Kuharap, kamu pergi untuk menemukan kepingan hati, tersandung kenangan kita dan kamu sudk kembali.

Saat ini, terlalu banyak yang ingin aku ungkapkan namun tak sanggup kurapalkan.

Rinduku, bagai syair yang tak beraksara.

Seberapa banyak aku bicara, seberapa itu pula kamu menutup telinga.

Kamu masih ingat banyak rencana yang belum kita wujudkan bersama?
Kuharap akan ada salah satu harapan kita yang terwujud esok.

Kamu cepat kembali.

Aku meridukanmu malam ini.

sunentaa · August 2014

mas Ojan KW3: itu cewek, gokil. cantik-cantik ngerokok
aku: wkwk. tau, tuh. perasaan dari kemaren yang cantik-cantik pada ngerokok. kemaren yang mojok sama cowok China juga ngerokok.
mas Ojan KW3: makanya, kalo punya pacar ntar jangan sama yang cantik-cantik
aku: trus apa? sama yang ganteng? *nyengir bego*
mas Ojan KW3: i.. iyo.. *kikuk* *malingin badan*