It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Hih binggowwww
.
1 RCTI 19,6
2 IVM 16,1
3 SCTV 13,1
4 ANTV 12,7
5 MNCTV 12,2
6 TRANS7 7,7
7 TRANSTV 6,2
8 GTV 5,5
.
1. Anak Jalanan 7.0/32.8
2. TBNH the series
3. DA Asia
4. Perempuan Di Pinggir Jalan
5. Canzu & Hazal
6. Elif Season 2
7. Pangeran
8. Tukang Ojek Pengkolan
9. Antara Nur & Dia
10. Katakan Putus
Kaos apanya sih? Nggak ngerti
baru paham setelah baca ini.
aku maaaaaauuuuuuuuuu
kau entoti
SI TERADU YANG MENGADU
Kebayang kira2 apa yang ada dalam pikiran
setya novanto sekarang ?
Yang jelas demi mempertahankan posisinya
sebagai ketua dpr, ia harus mengeluarkan
uang banyak kepada partainya. Ia sebelumnya
sudah "ber-investasi" besar pada waktu
pemilihan ketua dan jelas belum balik modal
karena belum ada proyek makelaran yg gol
sampai sekarang. Apalagi ketika jati dirinya
terbuka, calon2 kliennya tentu tiarap semua.
Bagi sebagian, menjadi anggota dpr adalah
nilai investasi. Mereka rela keluar berapapun
sekedar membayar timses sampai amplop utk
lapangan. Nilai investasi ini akan semakin
besar ketika seseorg ingin berada di senayan.
Selain nilai prestise yg tinggi, proyek lebih
banyak di pusat mulai pelolosan dana
anggaran sampai makelaran seperti yg
dilakukan setnov.
Posisi menentukan prestasi. Kalau dulu waktu
pelajar, posisi bangku belakang menentukan
nilai yang didapat, menjadi anggota dpr siapa
yang terlihat dan punya jabatan menentukan
harga jual. Pada posisi ketua dpr tidak
mungkin maen proyek puluhan M, minimal
yang ratusan.
Jangan dikira gaji anggota DPR itu cukup buat
makan sebulan. Mereka pasti banyak
kurangnya, karena mereka harus menaikkan
gaya hidupnya termasuk memelihara partner
kerja dan konstituennya. Seorang teman yg
dulu pernah menjadi anggota dewan propinsi,
bukannya kaya sekarang malah banyak
hutang. Itu karena dia tidak mampu
memainkan dgn baik proyek di dalam, bukan
karena ia jujur tapi hanya karena kurang
pengalaman.
Jadi kita harus paham bahwa proyek bagi
anggota Dpr adalah uang sampingan yg harus
dicari jika ingin terpilih lagi di periode
berikutnya, itu pun kalau menang. Menarik
ya, melihat bagaimana jabatan yg seharusya
amanah, di tangan sebagian orang menjadi
peluang.
Dan biasanya ketika mereka akhirnya
ketangkap tangan, apa yg mereka dapatkan
habis untuk membayar segala pembelaan,
mulai aparat hukum sampe pengacara yang -
Alhamdulilah - juga sama2 bajingan. Kalau
kata mamah jupeh, uang jin di makan setan.
Itu memang lingkaran setan.
Jadi bisa kebayang apa yang ada dalam
pikiran setnov sekarang. Jelas panik dan
berfikir keras berapa lagi biaya yg harus gua
keluarkan. Ia harus membayar partai spy
membelanya dlm sidang MKD, ia harus juga
membayar tim komunikasi eksternal utk
memperbaiki namanya di publik dan sekarang
sesudah Jakgung dan Kepolisian sudah
menyatakan bahwa ada kemungkinan ia
menjadi tersangka, ia harus keluar sekian
banyak lagi uang utk menutupi mulut banyak
orang. Belum lagi ia akan dikelilingi para
makelar2 hukum yg menjanjikan bahwa ia
akan bebas jika membayar. Makelar yang di
makelarin, judulnya.
Dengan Presiden dan Wapres tidak mau
menghadiri perkawinan anaknya sebenarnya
dari situ terlihat karir setnov sudah habis.
Orang akan melihatt bahwa ia sudah tidak
dihargai lagi dan bagi komunitas mereka
yang gengsinya setinggi bulan, itu berarti "Lu
gua.. End."
Percayalah, pada situasi ini hukuman
sebenarnya sdh dimulai. Pikiran tidak akan
tenang, ia terus disiksa oleh ketakutannya.
Makan rendang serasa sendal karet dikasi
bumbu. Saat memotong sirloin steak yg
medium rare akan terasa alot sampai ia
berfikir, "ini daging apa ban dalam ?"
Waktu duduk di toilet pun, akan susah keluar.
Sebab di toiletnya ada televisi besar yg
menayangkan persidangan tentang dirinya.
Setiap dengar kata "yang mulia", yang keluar
dari perutnya cuma angin yang kejepit dan
menjerit saja. Apalagi ketika melihat wajah
Maroef Sjamsudin yg sudah menghianatinya
muncul di layar, segala sabun, tisu sampe
odol di kunyah semua saking geramnya. Sikat
gigi salah tempat dipake ngorek kupingnya.
Ah, mungkin saya terlalu berlebihan
menggambarkannya. Kalau melihat gayanya,
beliau sulit akan melakukan seperti itu.
Beliau akan dengan gagah datang ke sidang
dan dengan senyum yes highly-nya yg
terkenal, beliau akan menjawab pertanyaan
anggota MKD dengan kepercayaan diri yg
sangat tinggi.
"Saudara teradu, bagaimana sebenarnya
perasaan saudara ketika ada yang mengadu
dan saudara tidak mendapatkan sandaran
bahu tempat mengadu diatas peraduan ?"
"Tampar saya, yang mulia.. Tampar sayaaa..."
Terdengar lengkingan dari dalam ruang
sidang.
dennysiregar.com