BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Tuangkan Isi Hatimu Saat Ini [NEW]

1507250735075507750786432

Comments

  • Berikut ini adalah kalimat yang terpikir setelah mengamati berbagai pendapat humu soal ltr.

    Excuse aja deh lew dasar pleiboi bilang hubungan sama cowok itu gak mungkin setia karena gak ada masa depan di sini. Gak jamin juga pas udah kewong sama istri nanti tetep setia ma istri.
  • Kadang aku terpikir pemikiran ku sekarang cenderung ke kiri.

    Aku benci dikotomi huft
  • Llybophi wrote: »
    sunentaa wrote: »
    suarae mas Badudu i nggarai sange, deh ._.

    Suarane menggemaskan menurutku.

    lebih menggemaskan suaramu, kok *meledak*
  • "Muka kamu sih bisa membuat hatiku teduh, jadi aja yang bawah lembab dan basah karena kurang cahaya."
  • i amoral kok bangga seh -_-
  • thanks Lord I'm not mentally sick
  • thanks Lord I'm not mentally sick
  • Lagi suka nyenandungin Sobakasu nya Judy And Mary.
    Lah kok tiba2 di globaltv ada iklan Rurouni Kenshin mau tayang lagi, backsound nya Sobakasu pula! XD XD XD
  • Itu lagu dan musik di anime Mushisi cakeppp.
  • iuss wrote: »
    Itu lagu dan musik di anime Mushisi cakeppp.

    Ohya? blm pernah nonton Mushishi
  • Aku aja baru nonton episode 1 dan 3.

    wekekeke
  • wingi hape bulak-balek melorot tekan speedometer pas lagi mlaku. dan iki mau sek tasan ae meluncur dengan selamat dari ketinggian 170 cm pas ditemplekno nang kulkas dengan layar menghadap keramik :confounded:
    trus pinggirane bocel. saiki kari siji, seng kanan atas, seng sek mulus :joy:
  • kopas dr status tempat ngeshare td :
    Elvin Eka Aprilian
    Barusan buka sebuah postingan di grup pencari kerja. Menarik, karena isinya terang-terangan mengeluh karena perusahaan ga pernah menggajinya secara layak, udah gitu ga pake malu-malu pula dia sempet-sempetnya shameless promotion sekalian cari kerja di situ. Sebuah hal yang dirasa tabu untuk diomongkan di grup pencari kerja: Keluhan soal gaji. Apalagi sampai sebut angka.
    .
    Seperti biasa, ketimbang memberikan saran konstruktif yang bisa membahagiakan semua pihak, warganet dengan bermodalkan amunisi berupa "moral gue tinggi" dan "sarkasme gue juara" langsung mengelus-elus telapak tangan, siap-siap melakukan aksi bully lewat layar sentuh ataupun keyboardnya. Ada yang tanggapannya "Gitu aja ngeluh, saya aja ga pernah ngeluh tuh", "Skill cuma gitu aja minta gaji sekian? Perusahaan nenek lu?" ada juga yang bilang "Makanya mas jangan lihat ke atas terus, lihat ke bawah, belajar bersyukur", dan sebagainya.
    .
    Tapi tunggu, apa benar dia salah? Iya. Dan enggak.
    Kok gitu?
    .
    Iya dia salah. Salahnya adalah ga punya attitude. Pertama, soal duit, apalagi sampai sebut nominal (diomongin dengan tendensi negatif pula) itu tabu, apalagi konteksnya si mas itu lagi mau cari kerja di grup itu. Logikanya, elu cari gebetan baru tapi ngomongin yang jelek-jelek terus soal mantan lu di muka umum. Gebetan lo jiper dong, jangan-jangan nanti salah dikit aja langsung diobral-obral kesalahan dia di muka umum.
    .
    Yang kedua, minta digaji dengan nominal sekian tinggi tanpa riset pasar dulu, gaji sekian itu biasanya minimal kemampuannya apa aja. Padahal menurut pepatah Mozambik kuno, "With great salary, comes great responsibility". Untuk kalangan menengah, gaji itu ga boong. Skills pays the bills, lo dibayar sesuai dengan kemampuan lo. Bias gaji paling parah itu biasanya ada di kalangan bawah dan kalangan atas, yang paling ujung. Di mana lo bisa diperbudak dengan gaji Rp 1.000.000,- per bulan, atau lo bisa ongkang-ongkang kaki dengan penghasilan 1 milyar per bulan.
    .
    Terus pembenarannya apa dong?
    .
    Well, setelah gw baca-baca, rupanya dia kerja selama 3,5 tahun di Jakarta dengan penghasilan hanya Rp 1.100.000,- per bulan. Kalau mengikuti kriteria gw di atas, berarti dia berada di golongan bawah. Pantes. Dari sini jadi bisa dipahami kenapa dia berani ngeluh tabu dan minta digaji setinggi itu, karena dia biasa digaji rendah dan ingin taraf hidupnya membaik dalam waktu singkat, walaupun caranya salah (ya iyalah salah, yang bener itu di grup lowongan kerja lo cari lowongan aja, kalo ngeluh perlakuan buruk ke LBH aja jangan di sosmed yang penuh dengan troll & bully).
    .
    "Terus udah tau digaji rendah kenapa tahan sampe 3,5 tahun?"
    .
    Ya gw juga ga tahu, banyak faktornya. Ngerasa ga siap untuk meninggalkan penghasilan tetap (walaupun kecil banget), ga bisa ambil peluang dari luar, atau yang lainnya. Intinya ga punya jaminan dan ga berani ambil risiko lah.
    .
    "Makanya jangan lihat ke atas dulu, lihat ke bawah biar belajar bersyukur"
    .
    Meminjam quote dari Shabrina , "Semua aja suruh liat ke bawah sampe gorong-gorong". Iya, sama seperti di atas langit masih ada langit, di bawah meja masih ada taplak, di bawah taplak ada ubin, di bawah ubin ada..... Terus aja sampe kerak bumi. Hanya bersyukur saja tanpa aksi ga akan menyelesaikan masalah.
    .
    "Gitu aja ngeluh, gue aja ga pernah ngeluh tuh, resiko orang kerja"
    .
    Nah ini yang paling ngehek dari seluruh pembahasan gw yang panjang lebar ini. Nggak tau perjuangannya orang lain kayak apa, tapi semuanya disamain dengan kisah hidupnya dia sendiri. Biasanya yang ngomong kayak gini orang-orang yang dari lahir sudah berkecukupan, jadi nggak memahami class struggle. Orang Burkina-Faso biasa bilangnya 'privilege'.
    .
    Kesuksesan finansial orangtua itu berperan besar bagi kesuksesan anaknya. Pada kebanyakan kasus, orangtua dengan kekuatan finansial yang besar bisa menyediakan pendidikan elit, gizi dan nutrisi yang baik, pelatihan skill-skill mumpuni penunjang hidup, dan koneksi-koneksi elit dengan orang-orang penting di sekitar mereka untuk memastikan anaknya ga hidup susah.
    .
    Kasarnya, orangtua tajir dapat menyediakan 'jala keamanan' yang lebih besar dan lebih aman bagi anaknya. Artinya si anak bisa secara harfiah mengejar apapun yang dia impikan tanpa harus khawatir gagal dan langsung bangkrut. Semua bisa dicoba walaupun hanya iseng-iseng. Jelas ini ga berlaku bagi si mas tadi yang buat ninggalin kerjaan bergaji Rp 1.100.000,- aja ga berani. Takut langsung jatuh miskin, nanti makan nasi sama kecap doang.
    .
    Di sisi lain, anak dengan orangtua yang finansialnya nggak kuat harus memilih jalan karir yang memiliki jaminan sukses (secara finansial), agar keuangan keluarganya dapat lebih baik. Nggak punya luxury/kemewahan untuk mengejar impian dan cita-cita, kecuali impiannya sejalan dengan kesuksesan finansial dia (dan orangtuanya). Pokoknya harus kejar karir yang stabil dan ada duitnya. Harus kerja kantoran, PNS, dokter, atau apapun itu, asalkan jangan ambil karir yang duitnya seret. Makanya orang-orang ini punya kecenderungan money-oriented, ya biar ga jadi orang susah terus.
    .
    Orang-orang ini beneran ga bisa memilih, kecuali punya tekad baja untuk membangkang dari norma itu dan berani bertaruh dengan apapun yang dia punya untuk memilih karir yang diinginkan, sukses dengan cara yang dia suka. Kalo sukses ya paling masuk kisah menginspirasi di Line Today, kalo gagal ya balik lagi ke jurang kemiskinan.
    Simpel.
    .
    Udah ah capek ngetiknya. Baca aja artikelnya di bawah ya.
    .
    Untuk si mas yang sedang berjuang, semoga cepat dapat kerjaan baru dengan gaji yang lebih layak ya, terus upgrade diri dan cuekin aja bacotan netisen. Semangat!

    https://www.theonlinecitizen.com/2017/07/25/how-your-parents-income-ultimately-affects-yours/
  • Wek Wek Wek weew wewew wewew



    Jadi keinget pas ngecrossflash k310@w200,

    Abis dipatch matot :cry:
  • emak gw ini gimana yak :v
    *le emak baru nyampe di rumah gw*

    *le emak ngecek kolam ikan depan rumah*

    E: iki iwake wes dipakani durung? kok lambene megap2

    A: sampun buk. lek iwake mingkep yo malah mati

    E: ...

    A: 0fe76923d7aa285f88b3f8a0533519f3dcfd962ed3ff346c0be895a1e008775c.jpg

    *mungkin trauma dulu pernah liat ikan sekolam mati gegara gw tinggal tugas luar kota, itupun juga bukan krn gak dikasi makan*
Sign In or Register to comment.