It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Andai kamar kos bisa bicara. XD moga dapat yg lebih baik.
aku ingin kamu tahu, diriku disini menanti dirimu.
meski harus aku tunggu hingga ujung waktu dan berharap rasa ini kan abadi selamanya.
Untuk mereka mereka yang masih stres dan belum bisa woles di media sosial n di sini juga.
dia : nggak, gw lebih suka bareng ama lo.
*nggak tau musti seneng ato sedih, secara gw cmn selingkuhannya.
pas saya naik, ternyata ada bule backpacker disana, saya naik ke bi itu berbarengan dengan wanita paruh baya yang langung menyambar duduk di depan si bule yang berhiaskan piercing kecil di kedua telinganya itu.
awalnya, si bule menanyakan tujuan ke orang disampingnya dengan english, yang kemudian dijawab oleh mbak2 yang duduk selisih 2 kursi dari si bule.
pembicaraan pun terjalin, dan wanita paruh baya yang saya sebut di awal mulai mengeluarkan pendapatnya dengan bahasa dan ditranslate oleh mbak2 baik hati tersebut.
pendapat si wanita kemudian berlanjut menjadi sebuah cerita, dan berlanjut kembali menjadi sebuah pidato mengenai dirinya dan keluarganya, masih dengan bahasa.
sesekali si mbak2 mencoba mentranslate omongan si wanita, namun mbak ini lebih banyak mencoba tersenyum manis ketimbang berbicara.
saya melirik pada si bule, dia terlihat senang. senyum menghiasi wajahnya kepalanya yang mengkilat membuatnya terlihat seperti matahari di serial teletubbies
pembicaraan wanita semakin intens, mbak2 dan bule lebih sering terlihat tersenyum memaksa. wajah mereka terlihat sangat lucu.
saya kembali menatap pada si bule, ia terlihat sedang facepalming, sesaat dia membalas tatapan saya dengan kedua matanya yang memiliki iris berwarna biru. saya menahan tawa dengan berkamuflase batuk seraya kembali menatap jendela (fyi, posisi saya berdiri di depan pintu), sekilas saya melihat dia tersenyum seolah2 dia mengerti alasan mengapa saya tertawa. bapak2 yang berdiri disamping saya terlihat bingung karena tiba2 saya tertawa
di kejauhan, terlihat brondong chi imut yang tadinya asik memperhatikan bule sedang di ear-rape oleh wanita, di ear-rape oleh seorang kakek2, entah apa yang dibicarakan mereka.
memang berisik, namun melihat wajah seorang bule yang kebingungan karena harus dijejali dengan Bahasa dan tersenyum memaksa, pun melihat berondong imut yang juga "dipaksa" diajak ngobrol itu sangat menyenangkan.
i