It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
tapi masih bunyi dua-duanya, sih
mengko podo geringe koyo kowek
lancar jaya yo. terimakasih Indosat
lancar jaya yo. terimakasih Indosat
br nyadar anatomi tubuhnya kek artwork chub shotacon nista yg diliat td siang di twitter
Disini saya ga mau suudzon sama si perekam video. Masalahnya, saya kan gak tahu kalo misalnya sambil ngerekam gitu HPnya yang satu dipake buat nelepon 112, misalnya. Soalnya saya sendiri bingung juga orang loncat kita bisa nolong apa, gak mungkin kita merentangkan tangan buat nangkep. Perlu bantuan profesional.
Makanya, kalau ada kejadian emergency, hubungi 112.
Terus, ya, saya mau meninjau aspek sosial juga sebenernya bingung. Saya tergolong orang yang gak suka difoto. Tapi saya mengerti kalau masyarakat sekarang punya falsafah hidup to capture every moment. Bangun tidur, selfie #nomakeup. Mau makan, foto makanannya dulu. Rapat di kantor, nyuruh anak buahnya fotoin buat dishare di grup kerja *nyinyirin bos*. Nanti mau tidur bikin vlog ngolesin night cream.
Jadi meskipun saya tetap pada pandangan saya kalo dokumentasiin orang bunuh diri itu gak etis, saya paham kalau ada “kebutuhan” macam itu bagi mereka. Dan meskipun banyak yang sependapat sama saya kalau ini gak etis, satu pertanyaan saya kepada netizen yang menyalahkan si perekam:
“LAH SITU NGAPAIN NONTON?”
Karena kalau memang merasa itu gak cukup etis buat jadi tontonan, ya mestinya ga nonton dong? Itu aja sih, saya bingung.
Soalnya saya pikir si pembuat video juga mungkin, ya, mungkin pas ngevideoin terdorong oleh motivasi kalau banyak yang bakal nonton.
Yang kedua dari sisi saintek, sebenernya ini sah-sah aja. Teknologi mendukung untuk dipakai kita secara suka-suka. Kita juga gak tahu kenapa orang itu ngerekam. Siapa tau niat awalnya mau rekam buat nanti jadi bukti kalo dia diminta jadi saksi di pengadilan. Siapa tau itu buat konsumsi pribadi buat diambil hikmah di kemudian hari.
Lalu kenapa pake dishare? Saya berprinsip, “Orang yang gak bayarin internet saya, gak berhak mengatur gimana saya online.” Jadi saya juga gak bisa nyalahin orang itu untuk ngeupload. Kuota juga kuota dia sendiri. Kalo itu jadi viral sebenernya kan berkat yang nonton. Hanya saja, just because you can doesn’t mean you should.
Kemudian kalau dari sudut pandang fisika, dengan memperhitungkam sudut elevasi, gravitasi, bobot korban dan kecepatan jatuh, rasanya tidak mungkin bila orang yang tidak profesional dapat menolong mereka tepat pada waktunya sebelum korban menyentuh tanah. Yang ada malah nambah korban lagi karena ada faktor x yang tidak bisa diperhitungkan macem soal fisika, yaitu kapan korban terjun ke bawah.
Sekian.
to witnessed the failing of humanity