It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
kan ada 2 metode??
"teacher centric" dan "student centric"
klo rata2 sekolah itu "teacher centric" ada juga sekolah yg mulai "student centric" (terlihat dari penataan bangku yg dibentuk melingkar)
#########
tapi kan pembahasannya itu "ketidakmampuan pengajar menjelaskan apa yg dikuasai"
(ini kan permasalahan yg klasik??? menyampaikan materi yg baik/mudah dicerna itu kan gk semudah membalikkan tangan)
apalagi karakter guru vs murid yg bedo.
ya timbullah update status koyo ngono…
kan ada 2 metode??
"teacher centric" dan "student centric"
klo rata2 sekolah itu "teacher centric" ada juga sekolah yg mulai "student centric" (terlihat dari penataan bangku yg dibentuk melingkar)
#########
tapi kan pembahasannya itu "ketidakmampuan pengajar menjelaskan apa yg dikuasai"
(ini kan permasalahan yg klasik??? menyampaikan materi yg baik/mudah dicerna itu kan gk semudah membalikkan tangan)
apalagi karakter guru vs murid yg bedo.
ya timbullah update status koyo ngono…
mungkin maksud "penjelasan tambahan"mu itu kamu mau memastikan bahwa memang benar ilmunya seperti itu. maksud hati bukan mau mengkoreksi, sekedar memastikan apakah pemahamanmu itu sudah benar. lalu kemudian pak guru merasa dikoreksi, trus langsung defense "saya sudah tahu"
gk tau bener apa enggak (karna gw gk ngalamin jadi ya nebak aja)
###/###//////j###///######
secara natural, gk ada manusia yg mau dirinya dikoreksi. maka reaksi itu bisa dinilai wajar (anggap aja reaksi kaget).
Kesannya guru tuh makhluk lemah jiwa hati hellokitty. Jd klo bertanya, kudu bersandiwara dulu, biar gurunya tidak merasa diserang.
"Maaf Bapak Yang Mulia.. Seandainya cara yang saya gunakan adalah B, apakah hal tsb. diperbolehkan wahai Mahaguru yang terhormat.."
*gagal paham
kapan2 kita makan bakso yuk cyin…
Karena dahulu di jaman soeharto pernah ada perekrutan guru besar2an tanpa melihat latar belakang dari si guru tersebut. Sehingga terciptalah paradigma "guru adalah sumber ilmu". Setahuku ada 2 langkah besar dari pemerintah untuk mengatasi paradigma tersebut.
Pertama menjadikan guru sebagai sebuah profesi seperti dokter dan profesi2 lainnya. Ini di maksudkan agar guru yang tercetak nanti benar2 memenuhi kualifikasi sebagai seorang guru yang berkualitas.
Kedua membuat kurikulum 2013. Dimana murid dijadikan sebagai sumber belajar. Ini diharapkan murid dapat menggali informasi sendiri tanpa harus terpaku terhadap informasi dari guru. Sehingga pembelajaran menjadi dua arah.
n.n
"Masa sih?" membelakangi siswa dan membersihkan upil tersebut. Lalu bilang : "maaf, bapak baru sembuh dari flu"
Selama itu manusiawi, sebenarnya ga ada yang salah mas @andriii . Tinggal gimana tingkat kedewasaan siswanya aja.