BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Tuangkan Isi Hatimu Saat Ini

1120731207412076120781207913279

Comments

  • omin wrote: »
    Sistem pendidikan di Indonesia rerata seperti itu yah.. Guru ibarat sumber ilmu. Center of knowledge.

    Yang terjadi adalah pembentukan karakter guru yg harus terlihat selalu benar. Satu arah.

    Seharusnya guru lebih mengedepankan diskusi dan elaborasi pemikiran murid2nya.

    Perasaan 'nanti dicap tdk capable oleh murid' gw rasa sudah ketinggalan jaman. Usang.

    Buah dari pola pengajaran teacher-centric ini adalah pengekangan anak dalam eksplorasi pemikirannya. Seolah ada mental blockage yg menghalangi anak didik utk men-challenge pendapat guru.

    Padahal ilmu itu selalu berkembang. Justru banyak penemuan2 besar lahir dari ide2 liar, yang kadang mendahului zamannya.

    Maaf yah klo ada guru2 yg tersinggung. Ini hanya pendapat pribadi dan hasil pengamatan gw sahaja..

    kan ada 2 metode??

    "teacher centric" dan "student centric"
    klo rata2 sekolah itu "teacher centric" ada juga sekolah yg mulai "student centric" (terlihat dari penataan bangku yg dibentuk melingkar)

    #########

    tapi kan pembahasannya itu "ketidakmampuan pengajar menjelaskan apa yg dikuasai"

    (ini kan permasalahan yg klasik??? menyampaikan materi yg baik/mudah dicerna itu kan gk semudah membalikkan tangan)

    apalagi karakter guru vs murid yg bedo.
    ya timbullah update status koyo ngono…
  • omin wrote: »
    Sistem pendidikan di Indonesia rerata seperti itu yah.. Guru ibarat sumber ilmu. Center of knowledge.

    Yang terjadi adalah pembentukan karakter guru yg harus terlihat selalu benar. Satu arah.

    Seharusnya guru lebih mengedepankan diskusi dan elaborasi pemikiran murid2nya.

    Perasaan 'nanti dicap tdk capable oleh murid' gw rasa sudah ketinggalan jaman. Usang.

    Buah dari pola pengajaran teacher-centric ini adalah pengekangan anak dalam eksplorasi pemikirannya. Seolah ada mental blockage yg menghalangi anak didik utk men-challenge pendapat guru.

    Padahal ilmu itu selalu berkembang. Justru banyak penemuan2 besar lahir dari ide2 liar, yang kadang mendahului zamannya.

    Maaf yah klo ada guru2 yg tersinggung. Ini hanya pendapat pribadi dan hasil pengamatan gw sahaja..

    kan ada 2 metode??

    "teacher centric" dan "student centric"
    klo rata2 sekolah itu "teacher centric" ada juga sekolah yg mulai "student centric" (terlihat dari penataan bangku yg dibentuk melingkar)

    #########

    tapi kan pembahasannya itu "ketidakmampuan pengajar menjelaskan apa yg dikuasai"

    (ini kan permasalahan yg klasik??? menyampaikan materi yg baik/mudah dicerna itu kan gk semudah membalikkan tangan)

    apalagi karakter guru vs murid yg bedo.
    ya timbullah update status koyo ngono…
  • ……, tapi menyempatkan waktu untuk menjawab penjelasan tambahanku dengan ''saya sudah tahu''.………

    mungkin maksud "penjelasan tambahan"mu itu kamu mau memastikan bahwa memang benar ilmunya seperti itu. maksud hati bukan mau mengkoreksi, sekedar memastikan apakah pemahamanmu itu sudah benar. lalu kemudian pak guru merasa dikoreksi, trus langsung defense "saya sudah tahu"


    gk tau bener apa enggak (karna gw gk ngalamin jadi ya nebak aja)

    ###/###//////j###///######

    secara natural, gk ada manusia yg mau dirinya dikoreksi. maka reaksi itu bisa dinilai wajar (anggap aja reaksi kaget).
    SerpihanBeling menulis: »
    Cara terhalus ajukan pertanyaan : "paak, kok bisa begitu? Gimana caranya ya? Saya belum paham."
    Intinya menempatkan diri sebagai orang yang gak tau
  • Ribet bgt yak mo debat ma guru. Kudu begini kudu begitu.

    Kesannya guru tuh makhluk lemah jiwa hati hellokitty. Jd klo bertanya, kudu bersandiwara dulu, biar gurunya tidak merasa diserang.

    "Maaf Bapak Yang Mulia.. Seandainya cara yang saya gunakan adalah B, apakah hal tsb. diperbolehkan wahai Mahaguru yang terhormat.."
  • Pak, ada upil
  • Andriii wrote: »
    Pak, ada upil
    omin wrote: »
    Ribet bgt yak mo debat ma guru. Kudu begini kudu begitu.

    Kesannya guru tuh makhluk lemah jiwa hati hellokitty. Jd klo bertanya, kudu bersandiwara dulu, biar gurunya tidak merasa diserang.

    "Maaf Bapak Yang Mulia.. Seandainya cara yang saya gunakan adalah B, apakah hal tsb. diperbolehkan wahai Mahaguru yang terhormat.."

    *gagal paham
  • kebanyakan makan nanas bikin mulut gatel, padahal udah ga ada matanya.. hemeh
  • min… makan yuk…

    kapan2 kita makan bakso yuk cyin…
  • omin wrote: »
    Sistem pendidikan di Indonesia rerata seperti itu yah.. Guru ibarat sumber ilmu. Center of knowledge.

    Yang terjadi adalah pembentukan karakter guru yg harus terlihat selalu benar. Satu arah.

    Seharusnya guru lebih mengedepankan diskusi dan elaborasi pemikiran murid2nya.

    Perasaan 'nanti dicap tdk capable oleh murid' gw rasa sudah ketinggalan jaman. Usang.

    Buah dari pola pengajaran teacher-centric ini adalah pengekangan anak dalam eksplorasi pemikirannya. Seolah ada mental blockage yg menghalangi anak didik utk men-challenge pendapat guru.

    Padahal ilmu itu selalu berkembang. Justru banyak penemuan2 besar lahir dari ide2 liar, yang kadang mendahului zamannya.

    Maaf yah klo ada guru2 yg tersinggung. Ini hanya pendapat pribadi dan hasil pengamatan gw sahaja..

    Karena dahulu di jaman soeharto pernah ada perekrutan guru besar2an tanpa melihat latar belakang dari si guru tersebut. Sehingga terciptalah paradigma "guru adalah sumber ilmu". Setahuku ada 2 langkah besar dari pemerintah untuk mengatasi paradigma tersebut.

    Pertama menjadikan guru sebagai sebuah profesi seperti dokter dan profesi2 lainnya. Ini di maksudkan agar guru yang tercetak nanti benar2 memenuhi kualifikasi sebagai seorang guru yang berkualitas.

    Kedua membuat kurikulum 2013. Dimana murid dijadikan sebagai sumber belajar. Ini diharapkan murid dapat menggali informasi sendiri tanpa harus terpaku terhadap informasi dari guru. Sehingga pembelajaran menjadi dua arah.
  • ngidol dulu biar semangat..
  • ngidol dulu biar semangat..
  • Andriii wrote: »
    Pak, ada upil

    "Masa sih?" membelakangi siswa dan membersihkan upil tersebut. Lalu bilang : "maaf, bapak baru sembuh dari flu"

    Selama itu manusiawi, sebenarnya ga ada yang salah mas @andriii . Tinggal gimana tingkat kedewasaan siswanya aja.
  • Andriii wrote: »
    Pak, ada upil

    …………Tinggal gimana tingkat kedewasaan siswanya aja.


  • mi lethek humm nyamnyam
This discussion has been closed.